Pages

Selasa, 23 Juli 2013

WISATA MANGROVE DEMAK JATENG


Wana Wisata Mangrove di Demak, Kenapa Tidak?

wisata hutan bakau - Tower dan Jembatan Panggung Hutan bakau dengan jalan panggung wisata hutan bakau - jembatan panggung    

Indah bukan gambar-gambar diatas? Itulah eksotika sebuah hutan bakau yang dilindungi dan dipelihara dengan baik. siapapun akan terpana melihatanya, dan dia menjadi magnit bagi siapa saja yang ingin menikmati keindahan hutan alam ala pesisir. Namun sayang gambar-gambar tersebut bukanlah hutan mangrove yang ada di Demak.

Namun jangan khawatir, karena bukan tidak mungkin eksotika hutan bakau itu bisa dimiliki Kabupaten Demak.

Wisata Hutan Bakau di Demak.

Membaca artikel "Tambak dan Wisata Mangrove, Pilih Mana?" dan tulisan Mangrove Information Center (MIC) Bali "Ekowisata di Mangrove Information Center" yang salah satu foto-foto nya ada di atas, saya jadi tertarik untuk sedikit mengulas gagasan wisata hutan bakau di Demak. Gagasan ini sempat dikemukakan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Demak, Drs Suwadi, MM bulan April lalu. Menurut Suwadi, adanya hutan mangrove di sejumlah titik seperti yang berada di Kecamatan Sayung, Karangtengah, Wedung dan Bonang, serta lokasinya yang berada di alur sungai yang tembus laut dengan kanan kiri area tambak bandeng maupun udang. nampak cocok sebagai lokasi pariwisata, outbond dan mancing.(Jawatengah.go.id)

Hutan mangrove yang dimiliki Demak sangat luas. Saat ini tanaman tersebut rata-rata telah berusia cukup, sehingga populasinya yang rimbun nampak indah nan eksotik. Potensi itu akan digarap semaksimal mungkin agar bisa memberikan kontribusi untuk masyarakat dan Kas Daerah.

Lanjut dia, pengelolaan wisata bahari dengan obyek hutan mangrove belum banyak dilakukan daerah lain. Mengingat tidak semua daerah memiliki hutan mangrove dan ini menupakan keuntungan bagi Kab. Demak untuk mengembangkan potensi yang ada menjadi lebih bermanfaat.

Dijelaskan Suwadi, obyek wisata yang memiliki keindahan alam menantang saat ini masih menjadi trend. Bahkan sekedar sawah, jika penataan dan konsepnya bagus ternyata juga mampu menarik wisatawan, apalagi hutan mangrove yang lebih eksotik, pasti akan lebih laku dijual

Terlepas dari alasan di atas saya sangat setuju dengan gagasan tersebut, sebab jika ada penetapan kawasan wisata hutan bakau di pesisir Demak, diharapkan ada perhatian serius dalam program rehabilitasi dan konservasi hutan mangrove, terutama oleh pemerintah. Mengingat hutan yang ada di sepanjang pantai demak keadaannya kritis. Kerusakannya mencapai lebih dari 80 persen.

Kerusakan yang disebabkan oleh penebangan pohon mangrove demi kerakusan manusia dan kepentingan pragmatis jangka pendek telah memberi dampak kerugian luar biasa bagi masyarakat. Setidaknya telah terjadi abrasi yang memakan bibir pantai demak dimana jika pada era 80-an garis pantai Demak tercatat hanya sekitar 34,1 kilometer, kini setelah terabrasi semakin memanjang hingga 57,58 kilometer. Sebanyak 26 desa di pesisir Kabupaten Demak terendam rob dalam dua dasa warsa terakhir. Pada saat sama, 1.710 hektar tambak milik warga pun hilang terabrasi. 268 KK mesti dipindahkan karena pemukiman mereka tak lagi layak huni. Bahkan jika tidak ada penanganan serius terhadap rob dan abrasi yang semakin meluas setiap tahunnya tersebut hingga 50 tahun ke depan, pesisir Demak dipastikan tenggelam. Jalur pantura pun diprediksikan terputus pula. (Suara Merdeka)

Beberapa tahun terakhir banyak pihak berusaha keras mengatasi Rob dan Abrasi di Demak sebagaimana di sampaikan oleh Kabid Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Demak Ir Heru Budiono MP, upaya penanggulangan pasang laut dan abrasi telah dilakukan baik dengan biaya APBD maupun APBN. Bahkan warga juga telah mendapatkan bantuan bibit mangrove dan pengurukan sekolah dari LSM peduli lingkungan asal Jepang. Namun penanganan rob dan abrasi tersebut dinilai bersifat parsial. (Wawasan)

Semoga pemerintah segera merencanakan dan menetapkan kawasan wisata hutan mangrove di pesisir demak. Sebab dengan adanya hutan mangrove, mangrove tersebut akan menjadi peredam gelombang dan angin, pelindung dari abrasi dan pengikisan pantai oleh air laut, penahan intrusi air laut ke darat, penahan lumpur dan perangkap sedimen. Sehingga masalah abrasi dapat teratasi.

Di samping itu sebagai kawasan wisata ia juga akan memberi manfaat ekonomi baik bagi kas daerah maupun masyarakat sekitar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar