Pages

Senin, 29 Juli 2013

PANTAI KARANGGOSO TERENGGALEK - KEDIRI JATIM

PERJALANANmenuju Pantai Karanggongso  penuh tanjakan berkelok nan tajam.Badan jalan menuju kawasan pesisir Kabupaten Trenggalek ini teramat sempit. Laju kendaraan sedikit melambat.
Pedagang buah berjajar di sepanjang lereng gunung. Hampir di tiap kelokan terdapat pedagang buah yang menjajakandurian dan manggis.
Setelah melewati kelokan terakhir, gerbang yang menjadi pos penjualan tiket menuju kawasan pantai mencegat setiap pengunjung. Tiket seharga Rp 6.000 wajib dikantongi pengunjung sesuai Peraturan Daerah Kabupaten Trenggalek Nomor 10 Tahun 2011.
Menit berikutnya pemandangan alam yang semula statis berubah menjadi fantastis. Hamparan pasir putih menyeruak di antara rerimbunan daun kelapa ketika perjalanan mulai menurun. Permadani putih itu tampak seperti pembatas hamparan laut yang terlihat biru sejauh mata memandang. Sungguh seperti potongan surga yang tersembunyi di balik gunung.
Nyaris tak ada ruang kosong di pantai itu. Setiap jengkal pasirnya dipenuhi anak-anak yang bermain dengan liar. Sebagian dari mereka sibuk menorehkan ranting kayu di hamparan pasir putih. Sedangkan anak lainnya menenggelamkan diri dalam gelombang pantai. Tak ada ketakutan di wajah mereka meski berkali-kali gelombang air menyeret tubuh mungil mereka ke tengah laut.
Pantai sepanjang 500 meter itu praktis menjadi milik wisatawan. Tak ada perahu nelayan yang hilir mudik mencari ikan seperti pantai wisata lainnya. Mereka dengan leluasa bisa menjelajahi pantai tanpa khawatir diterjang gelombang tinggi. Kondisi ini disebabkan posisi pantai yang berada di teluk hingga terlindung dari ganasnya gelombang laut selatan yang dikenal sebagai Istana Nyi Roro Kidul.
Situasi inilah yang tak ditemukan di pantai wisata Popoh, Tulungagung dan Pantai Prigi Trenggalek yang berderet dengan Pantai Karanggongso. Selain dijejali perahu nelayan, gelombang di Pantai Popoh dan Prigi sangat tinggi dan berbahaya. Padahal kedua pantai tersebut jauh lebih populer dibandingkan Pantai Karanggongso karena gencarnya promosi wisata yang dilakukan pemerintah daerah.
Bagi yang tak puas bereksplorasi di tepi pantai, wisatawan Pantai Karanggongso bisa memanfaatkan jasa perahu wisata yang jumlahnya tak lebih dari 10 uni. Dengan tarif berlayar yang hanya Rp 30 ribu, perahu ini siap berputar menyusuri teluk. Masing-masing penumpang juga dilengkapi jaket pelampung dan petugas penyelamat yang mengawal perjalanan perahu untuk memberikan rasa aman.
Untuk urusan perut, Pantai Karanggongso juga menyediakan wisata kuliner yang komplet. Setiap pengunjung pantai bisa memesan aneka ikan laut yang diasap dengan berbagai aneka olahan. Hebatnya, makanan ini cukup dipesan pada pedagang ikan yang berjajar di belakang pantai untuk diantar ke lokasi wisata.
Biasanya para pemesan menunggu santapan mereka di bawah pohon kelapa sambil menggelar tikar. Bagi yang tak membawa perlengkapan wisata, penyedia tikar atau karpet dengan sigap menawarkan dengan harga murah.
Tak perlu merogoh kocek cukup dalam untuk mendapatkan surga bahari di pantai ini. Dengan biaya masuk Rp 6.000, jasa perahu wisata Rp 30.000, satu porsi masakan ikan laut Rp 11.000, dan sewa kamar mandi sebesar Rp 2.000, setiap wisatawan cukup menyediakan uang saku Rp 49.000 per orang.
Jika ada kelebihan uang, pengunjung bisa mencicipi renyahnya salak pondoh yang dijajakan pedagang keliling di pantai seharga Rp 5.000 per kilogram. Tidak perlu khawatir tertipu, salak yang dijual dijamin manis dan bisa ditukar jika belum masak.
Sayangnya keindahan bahari ini belum banyak dikenal orang. Pemerintah Kabupaten Trenggalek lebih kerap mempromosikan Pantai Prigi sebagai wisata alam unggulan dibandingkan Karanggongso. Padahal eksotisme pantai ini tak ubahnya wajah lain pantai selatan yang ganas dan angker. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar