Kamis, 18 Juli 2013
CANDI PRINGAPUS TEMANGGUNG JATENG
Obyek wisata lain di Kabupaten Temanggung yang menarik dikunjungi adalah Candi Pringapus. Sebagaimana candi-candi lainnya, Candi Pringapus tidak hanya menawarkan wisata arkeologi, tetapi juga wisata sejarah, wisata budaya dan wisata pendidikan.
Sesuai dengan namanya, candi ini terletak di Desa Pringsurat Kecamatan Ngadirejo sekitar 22 Km dari arah barat lauta Kota Temanggung. Umurnya sudah cukup tua, yang diperkirakan dibangun pada tahun 850 dan rampung dua tahun kemudian.
Arca-arcanya bercorak Hindu Siwaistis. Jika dicermati, bentuk bangunanya merupakan replika Mahameru yang menjadi lambang tempat tinggal para dewata. Hal ini bisa dibuktikan dari adanya hiasan antefiq dan relief hapsara-hapsari yang menggambarkan makhluk setengah dewa.
Candi Pringapus mengingatkan kita pada candi-candi yang ada di Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Wonosobo dan Candi Gegongsongo di Desa Candi Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang.
Bentuknya hamper sama, Kebetulan ketiga komplek candi ini berada di kawasan yang berdekatan, sehingga memiliki banyak kesamaan, baik dalam bentuk maupun kebudayaan masyarakat saat itu. Komplek Candi Gedongsongo di Sebelah Utara Candi Pringapus dan komplek Candi Dieng di sebelah baratnya.
KARAKTERISTIS CANDI
Sebagaimana candi-candi di Dieng dan Gedongsongo, seluruh bagian depan dinding Candi Pringapus dalam kondisi tertutup.Bagaimana yang terbuka hanya dinding sebelah barat, berfungsi sebagai pintu keluar masuk. Bentuknya menyerupai altar dan terlihat gagah. Di sisi kiri dan kanan pintu terdapat relief nan indah, menggambarkan sepasang dewa dari kahyangan.
Di bagian dalam, pengunjung bisa melihat nandi berukuran besar, yang menjadi sandaran Dewa Siwa. Tinggi Nandi melebihi tinggi pintu, sehingga diperkirakan dibuat erlebih dahulu sebelum proses pembangunan pintu.
Berbeda dengan Candi Gondosuli yang sudah tidak terlihat bentuknya Candi Pringapus relief masih utuh.
Karakteristiknya yang unik membuat banyak wisatawan asing datang ke sini, terutama dari Belanda, Belgia dan AS. Saat liburan, tempat ini ramai dikunjungi wisatawan dari berbagai daerah termasuk anak-anak sekolah.
Candi Pringapus pertama kali disebut Junghuhn dalam daftar reruntuhan candi-candi Jawa, yang didasarkan pada gambar Hoepermans. Setelah itu, gambar diperbarui oleh Brandes, Van Erp (1909) dan Knebel (1911).
Situ ini juga terkait dengan Candi Perot yang ada di dekatnya (sekitar 300 meter), yang runtuh akibat badai besar tahun 1907 (kini hanya terlihat pondasi saja). EMpat tahun sebelumnya, sejumlah arkeolog asing melakukan studi terhadap Candi Perot dan menyusun gambarnya.
MISTERI PERTANGGALAN CANDI
Kapan Candi Pringapus dibangun? Ada yang menyebutkan tahun 850, 852 bahkan ada juga yang memperkirakan tahun 900 atau sesudahnya. Menurut seorang arkeolog, Djulianto Susanto (Menentukan Pertanggalan Candi; 2003), sampai kini belum ada kesimpulan yang pasti mengenai kapan suatu candi mulai dibangun atau didirikan. Dari berbagai data arkeologi, tidak satu pun yang menyiratkan informasi suatu tarikh secara akurat.
Karena itu, ertanggalan yang diberikan para arkeolog selalu diimbuhi kata-kata “kemungkinan (besar” atau “ diperkirakan didirikan pada abad kesekian pada masa kerajaan anu”. Bukan “didirikan pada tahun sekian oleh raja anu”.
Arkeolog Belanda EB Vogler pernah melakukan penelitian terhadap hiasan kala makara diatas pintu candid an sejarah politik kerajaan-kerajaan di Jawa Tengah. Hasilnya dipetakan menjadi lima periode pertanggalan yaitu :
a. Periode I, yaitu masa sebelum tahun 650. Ia memperkirakan, ketika itu sudah ada bangunan ang terbuat dari bahan-bahan yang mudah rusak dan lapuk sehingga tanda-tanda arsitekturalnya tidak tersisa lagi.
b. Periode II (650-760), yang terjadi pada masa pemerintahan Raja Sanjaya dari Kerajaan Mataram Hindu. Gaya bangunan dipengaruhi oleh arsitektur Pallawa yang berasal dari India Selatan. Bangunan-bangunan candi dari periode ini pun sudah rusak, dan tidak mudah teridentifikasi.
c. Periode III (760-812), pada masa Dinasti Syailendra. COntoh bangunannya adalah Candi Borobudur, Pawon, Mendut, Kalasan dan sari.
d. Periode IV (8120\-928), Pengaruh asing terutama gaya Chandiman (India) mulai memperkaya unsure-unsur candi. Contohnya antara lain Prambanan, sariwanm Plaosan dan Ngawen.
e. Periode V, yang berlangsung tahun 928 hingga akhir masa Hindu-Jawa. Bangunannya merupakan perkembangan dari gaya-gaya sebelumnya. Bangunan dari periode ini mulai diperkaya dengan unsur-unsur kesenian Jawa Timur, terutama bentuk kala. Contoh bangunannya antara lain Candi Pringapus, Sembodro, Ratna dan Srikandi.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar