Gili Nanggu terletak sekitar 60 kilometer sisi barat daya Mataram, terapit oleh Gili Tangkong dan Gili Sudak. Dengan luas hanya 12,5 hektare, pulau ini bisa habis dijelajahi dalam waktu sehari. Gili Nanggu dapat dicapai menggunakan perahu motor selama 15 menit dari Pelabuhan Tawun. Opsi rute lainnya adalah lewat Pelabuhan Lembar dengan waktu tempuh kira-kira 20 menit.
Hamparan pasir putih dan papan bertuliskan ”Welcome to Gili Nanggu” menyambut pengunjung di dermaga. Suasana pulau sangat hening. Tak banyak orang berkeliaran, baik warga lokal mau-pun pelancong asing. Sepi, indah, dan asri, tak heran pulau ini dijuluki paradise island.
Hanya ada satu penginapan di sini, yakni Gili Nanggu Cottages & Bungalow. Desain bangunannya mengadopsi arsi-tektur rumah tradisional Sasak, suku asli Lombok. Bentuknya rumah panggung dengan atap mirip kubah. Angin laut menembus dinding dan menyejukkan interior .
Naik kano dan bersepeda adalah cara paling seru untuk menyerap kemolekan Gili Nanggu. Tapi bagi pencinta kehidupan laut, aktivitas paling menarik di sini tentu saja snorkeling dan diving. Alam bawah laut pulau masih sangat terawat. Ikan aneka warna dan jenis, mulai dari ikan badut hingga Napoleon, berenang lincah di antara koral. Cukup sebarkan potongan kecil roti, dijamin para biota laut tersebut akan langsung terpikat untuk menghampiri Anda. Peralatan snorkeling disewakan dengan tarif Rp75 ribu.
Guna mendukung usaha pelestarian lingkungan dan mengukuhkan moto perusahaan sebagai penginapan eco-friendly, sejak 1995 Gili Nanggu Cottages & Bungalow membuka sebuah kawasan konservasi penyu yang hingga kini sudah menetaskan lebih dari 10 ribu telur. Dilandasi kesadaran usaha ini tak mungkin berhasil tanpa melibatkan publik, pihak cottage mengundang para pengunjung pulau untuk ikut serta dalam prosesi pelepasan tukik ke laut.
Sekotong
Lombok merupakan produsen mutiara berkategori south sea pearl (jenis terbaik) yang berjasa menempatkan Indonesia dalam daftar negara penghasil mutiara terbesar di dunia, bersama Australia, Cina, dan Jepang. Dari semua pusat peternakan mutiara di Lombok, Sekotong adalah yang paling masyhur.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat membuka kawasan Sekotong sebagai destinasi wisata pelesir kedua setelah Senggigi. Daerah ini masih tergolong asri. Hamparan pasir putih dan hutan lebat membalut pulau tanpa banyak terusik oleh kehadiran bangunan. Hanya segelintir resor dan penginapan yang berdiri di sini; beberapa masih dalam tahap konstruksi. Kalau pun ada pengunjung, paling hanya orang-orang sekitar yang datang untuk menyalurkan hobi memancing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar