Pasar ini sebelumnya dikenal dengan nama pasar triwindu, karena pasar ini memang merupakan pasar setiap tiga windu sekali (triwindu) atau setiap 24 tahun sekali. Pasar ini pada mulanya merupakan hadiah ulang tahun Gusti putri mangkunegara VII yang bernama Nurul Khamanil yang ke 24. Jadi angka 24 diambil dari peringgatan usia yang ke 24 tersebut dan juga bertepatan dengan tiga windu naik tahtanya Mangkunegara ke VII. Sekitar tahun 1939 dibangunlah Pasar Windujenar ini memanfaatkan tempat yang sebelumnya sebagai kandang kuda. Dan pada tanggal 5 juli 2008 pasar windujenar telah mengalami renovasi untuk menyesuaikan dengan arsitektur bangunan budaya solo.
Sistem penjualan ditempat ini pada awal mulanya dengan sistem barter dan menggelar dagangan mereka di atas meja, dan barang barang yang dijual merupakan barang barang antik, karena memang pasar windujenar ini merupakan pusatnya barang-barang antik dengan harganya yang murah. Seiring perkembangan dan banyaknya pedagang yang menggunakan pasar windujenar ini maka pada tahun 1960 mulai dibangun kios kios untuk mengelar dagangan mereka.
Setiap tahun di pasar windujenar ini diadakan sebuah festival seni budaya yakni festival Seni Pasar Panji. Nama panji merupakan satu tokoh pahlawan ciptaan orang jawa tidak mengadopsi dari tokoh dari satu cerita dari luar. Toko Panji digambarkan sebagai seorang pria yang ahli dalam berolah seni, baik itu sebagai pemain musik, penari, pemain sendratari, penulis puisi. Dan hal ini sangat mengakar baik untuk tokoh itu sendiri maupun bagi warga solo khususnya, sehingga predikat pahlawan budaya masa lalu melekat pada tokoh panji tersebut. Hal inilah yang mengilhami diselenggarakannya event festival pasar seni Panji tersebut. Sebagai hiasan exterior dan dimaksudkan agar nilai nilai cultural yang ada pada tokoh panji ini boleh terus menjadi inspirasi dan pelestarian pusaka budaya di pasar windujenar ini dipasang 3 topeng panji yang besar di depan bangunan pasar.
Pasar ini memulai aktivitas setiap hari mulai jam 09.00 WIB sampai dengan jam 18.00 WIB. Untuk memasuki kawasan pasar ini tidak ada biaya tiket masuk.
How to get There :
Dari Yogyakarta menggunakan kendaraan umum berupa bus jurusan Yogya Solo turun di Terminal Tirtonadi Solo kemudian dilanjutkan naik becak atau angkutan yang menuju Pasar Windujenar. Bisa juga menggunakan kendaraan pribadi baik roda dua maupun roda empat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar