Sejak dibukanya wacana untuk memugar Benteng VOC Jepara oleh pihak Pemda Jepara, banyak pihak yang pro dan kontra dengan dengan kebijakan Pemda Jepara. Pihak yang kontra mempunyai alasan bahwa proyek tersebut akan mengancam keberadaan makam tua Belanda yang konon ada makam Kapten Francois Tack (perwira VOC senior yang ikut berjasa dalam penumpasan Trunajaya dan Sultan Ageng Tirtayasa). Sehingga sejarah Jepara bahkan mungkin bisa juga sejarah Nasional akan kabur jika Benteng VOC Jepara jadi dipugar.
Yang menarik disini adalah ternyata ada berbagai versi yang menyangkut dengan keberadaan makam Kapten Tack itu sendiri.Ada yang mengatakan makamnya ada di Jakarta, namun sebagian pihak mempercayai makam Kapten Tack ada di Jepara, tepatnya di Benteng VOC. Penulis merasa tertarik untuk menelusuri jejak Kapten Tack dengan men “googling” beberapa situs dan berikut ada kutipan dari wikipedia tentang kronologi kematian Kapten Tack
Kematian Kapten Tack
Amangkurat II berhasil naik takhta berkat bantuan VOC, namun disertai dengan perjanjian yang memberatkan pihak Kartasura. Ketika keadaan sudah tenang, Patih Nerangkusuma yang anti Belanda mendesaknya supaya mengkhianati perjanjian tersebut.
Pada tahun 1965 Amangkurat II melindungi buronan VOC bernama Untung Suropati. Kapten Francois Tack datang ke Kartasura untuk menangkapnya. Amangkurat II pura-pura membantu VOC. Namun diam-diam, ia juga menugasi Pangeran Puger supaya menyamar sebagai anak buah Untung Suropati.
Dalam pertempuran sengit yang terjadi di sekitar keraton Kartasura pada bulan Februari 1686, tentara VOC sebanyak 75 orang tewas ditumpas pasukan Untung Suropati. Pangeran Puger sendiri berhasil membunuh Kapten Tack menggunakan tombak Kyai Plered.
Nah dari sini yang menjadi tanda tanya adalah kemana korban yang jatuh dari VOC termasuk Kapten Tack sendiri dimakamkan?
Disini ada beberapa analisa yang mana keberadaan makam Kapten Tack lebih condong ada di Jepara :
1. Jenazah Kapten Tack begitu meninggal langsung dibawa ke Semarang, karena Kartasura pada waktu itu adalah masihkota baru sehingga masih belum ada Residen Belanda yang ditempatkan disana.
2. Kondisi kota Kartasura yang hancur akibat perang sehingga Jenazah Kapten Tack langsung segera dibawa ke Semaranguntuk dilakukan upacara secara militer.
3. Dari Semarang jenazah kapten Tack dibawa ke Jepara di benteng VOC untuk dimakamkan
4. Jika jenazah Kapten Tack dibawa ke Batavia, ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan pihak Belanda, diantaranya :
a. Jalan raya Deandels waktu itu belum ada sehingga tidak bisa dilewati iring-iringan kereta berkuda, sedangkan jalan raya Semarang – Solo pada era tahun 1600 an sudah bisa dilewati kereta berkuda.
b. Banyaknya pengikut Untung Suropati (pada waktu perang Untung Suropati, banyak bupati-bupati di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang mendukung perjuangan Suropati), sehingga sangat membahayakan iring-iringan pasukan VOC di tengah jalan.
c. Jarak Kartasura – Batavia yang terlalu jauh sehingga membahayakan kondisi jenazah sang Kapten yang matinya dalam keadaan luka-luka.
5. Benteng VOC di Jepara pada waktu meninggalnya sang Kapten termasuk relatif baru, sehingga apabila ada perwira Belanda yang dimakamkan di sana akan menjadi kebanggan pihak Belanda sekaligus untuk menghargai jasa-jasanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar