Museum Dirgantara Mandala berlokasi
di ujung utara Kabupaten Bantul dan berbatasan langsung dengan
Kabupaten Sleman tepatnya di area komplek Pangkalan Udara TNI-AU
Adisucipto Yogyakarta.
walau
pun letaknya agak tersembunyi di dalam kompleks TNI AU , Akan tetapi
akses menuju tempat ini sangatlah mudah. Karena hanya berjarak sekitar
200m dari jalan utama Janti (Ring Road timur) Jogjakarta. Dimana jalan ini banyak dilintasi oleh kendaraan umum, baik bus (antar kota maupun dalam kota) atau kendaraan umum lainnya.
Museum ini merupakan Museum Dirgantara terlengkap di Indonesia yang menempati Area seluas lima hektar dengan luas bangunan sekitar 7.600 m2. Museum Dirgantara Mandala sejarahnya berasal dari penggabungan dua Museum yakni Museum Pusat AURI yang didirikan 1967 di Jakarta dan Museum Pendidikan atau Taruna yang sudah ada di komplek pendidikan AKABRI Bagian Udara Jogja. Pada 1977 keduanya kemudian digabungkan.
Koleksi Museum Dirgantara Mandala
memamerkan benda-benda koleksi sejarah, antara lain : koleksi
peninggalan para pahlawan udara, diorama, pesawat miniatur, pesawat
terbang dari negara-negara Blok Barat dan Timur, senjata api, senjata
tajam, mesin pesawat, radar, bom atau roket, parasut dan patung-patung
tokoh TNI Angkatan Udara.
Dalam museum
ini, para pengunjung dapat menyaksikan pesawat-pesawat dan benda
sejarah dalam perjuangan TNI Angkatan Udara, sejak perang kemerdekaan
sampai saat ini. Selain itu bisa dilihat pula diorama dari satelit
Palapa dan kapal ruang angkasa Challenger, yang mengorbitkan satelit
tersebut.
Gedungnya
dibagi menjadi enam ruang. Yakni, RuangUtama, Ruang Kronologi I dan II,
Ruang Alutsista, Ruang Paskhas, Ruang Diorama, dan Ruang Minat
Dirgantara.
a. Ruang Utama
Di
ruang ini di pajang Beberapa foto Mantan Pimpinan TNI – AU , Antara
lain: Laksamana Udara suryadi Pimpinan TNI – AU (Kepala stafmTRI AU
tahun1946 – 1962), Laksamana Udara Omar Dani (Mentri Panglima Angkatan
Udarta tahun 1962 – 1965), Laksamana Muda Udara Sri Muljono Herlambang
(Menteri Panglima Angkatan Udara 1965 – 1966), Laksamana Muda Udara
Roesmin Nurjadin ( Menteri Panglima angkatan udara tahun 1966 – 1969,
Marsekal TNI Suwoto Sukendar (Kepala Staf TNI Angkatan Udara tahun 1969 –
1973, Marsekal TNI Saleh Baasarah (Kepala Staf TNI Angkatan Udara Tahun
1973 – 1976). Selain foto-foto tersebut, diruang ini juga di pamerkan
Lambang – Lambang dan Motto dari korps TNI-AU antara lain: Swa Bhuwana
adalah lambang TNI angkatan Udara, yang artinya sayap Tanah Air, Pataka
Komando Opearesi TNI AU (Koopsau), Dengan Motto: Abhibuti Antarikhse Artinya : keunggulan di udara adalah tujuan utama, Pataka Komando Panduan tempur Udara (Kopatdara) Dengan Motto : Nitya Smakta Maarwati SarwabayaArtinya : senantias siaga bertindak terhadap segala ancaman bahaya, Pataka komando pertahanan Udara (Kohadud) Dengan Motto nya Surakhsita Nabhastata
Artinya : Udara yang di pertahankan dengan baik
b.
Ruang Kronologi I dan II , Di Ruang ini pengunjung bisa melihat diorama
sejarah dan dokumen-dokumen semasa zaman Proklamasi Kemerdekaan,
pembentukan AURI, Serangan Udara Pertama terhadap
Semarang-Salatiga-Ambarawa, Operasi Penumpasan PKI Muso/Madiun, Operasi
Lintas Udara, Pembentukan Skadron AURI tahun 1950, Penumpasan
DI/TII-PRRI/Permesta-Trikora-Dwikora, Operasi Non Militer TNI AU, hingga
Operasi Penumpasan sisa-sisa pemberontakan G30S/PKI.
c.Ruang Alutsista
di ruang ini kita dapat melihat peralatan tempur TNI-AU, antara lain : rudal
antipesawat, senjata PSU (penangkis serangan udara) dan beberapa
senapan yang dipakai oleh pasukan Indonesia yang melawan Belanda waktu
itu. Beberapa pesawat, dirancang bisa dinaiki oleh pengungjung. Tentu
saja secara statis, tidak diterbangkan. Jadi siapapun bisa langsung tahu
keadaan di dalam pesawat, dan teknologi yang sudah ada saat itu.
jenis Tu-16 yang terletak di pelataran museum. Ada juga pesawat PBY-5A
Catalina dan UF 1 Albatros IR-0117. Catalina buatan AS masuk ke jajaran
Skadron V Lanud Abdulrachman Saleh pada 1950. AURI mendapatkan delapan
Catalina bekas pakai AU Hindia Belanda sebagai realisasi Konferensi Meja
Bundar, 1949.
Sementara Albatros, pesawat amfibi angkut sedang buatan AS juga masuk ke dalam jajaran Skadron V Intai Laut AURI- Lanud Abdulrachman Saleh tahun 1955. AURI membeli sebanyak delapan pesawat dari AS, Selain, ketiga pesawat, di halaman masih ditempatkan rudal pertahanan udara jarak sedang SA-75 buatan Soviet alat ini sempat digunakan sebagai salah satu senjata untuk mempertahankan Ibu Kota.
D.RUANG DIORAMA
Diruang
ini Terdapat beberapa Diorama Antara lain: Deorama penerbangan pertama
pesawat merah putih, Diorama peristiwa 29 juli 1947, Diorama setelah
penerbangan pertama, Diorama Trikora, Diorama Satelit (SKSD) Palapa.
Uraian Diatas hanyalah beberapa gambaran dari apa yang bisa kita temukan di Museum Dirgantara Mandala ,
Untuk lebih lengkapnya, silahkan Anda Alokasikan waktu dan Budget anda
untuk berwisata ke tempat ini, karena banyak manfaat yang bisa kita
ambil dari tempat ini. Dengan berkunjung ke tempat ini, kita dapat
berlibur sekaligus belajar sejarah perjuangan para pahlawan-pahlawan
yang berjasa mengamankan langit Indonesia tercinta. So ..tunggu apalagi,
Datang dan Nikmati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar